Karya : Dimas Fajar Dzulqarnain Pagi hari ini, matahari diragukan keceriaannya. Tetapi , para burung itu masih sanggup bernyanyi mesra, sembari menunggu pakan yang le z at dan nikmat dari majikannya. Pada menit-menit berikutnya, mereka semua mulai berhenti bernyanyi. Satu per satu memikirkan keberadaan majikannya. Sampai keadaan benar-benar sepi, T ekukur T ua memulai pemberbicaranya kepada rekan-rekan seperburungan atas kejadian tadi malam. “ E heheheh.. Kalian pasti memikirkan keberadaan si kolot itu kan?” Ujar si Tekukur T ua sambil tersenyum “ Iyaa ..”. Serentak burung-burung mengangguk-nagguk “Kemana S i K olot itu pergi? Tak biasanya terlambat.”. Jalak mengerenyitkan dahinya “Aku dengar tadi malam. Si U jang manusia yang bekerja pada si kolot. Dia berbicara kepada salah satu teman si kolot yang suaranya lantang. Membuatku hampir menabrakan diri ke sangkar reot ini hahahah..” . Tekukur T ua kesal sekaligus lucu “Berbicara tentang apa?” Jalak penasaran “Si kol
Salam Sastra! Salam Budaya! Selamat datang di blog Teater Teksas. Di sini dimuat tulisan para anggota Teater Teksas serta kontributor lainnya. Selamat membaca~ | IG : teater.teksas | Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC9dKKsqDvVt7LU52EkHeZmw | TEATER TEKSAS BERTERIAK!