Rimba Hidup Oleh: Syarifudin Emseh Sayangku, kau boleh suguhkan kopi. Demi kebebasan malam ini. Kau boleh pula suguhkan susu. Demi kebebasan malam ini. Kau boleh suguhkan anggur, teh, soda, air ... apa pun. Semuanya demi kebebasan malam ini. Malam ini adalah rimba di bawah rembulan. Rimba meraung dalam kepalaku. Rimba meraung dalam kepalamu. Rimba berluka-luka, berduka-duka, bersusah-susah, berdarah-darah. Dan dalam rimba lukaku lukamu, di sana mengalir sungai air mata. Di sana menjadi saksi, bahwa malam ini lukaku lukamu mengalir bersama darah kita yang bergejolak. Aku inginkan lukamu terbaring di atas lukaku. Aku inginkan airmatamu menyatu dengan airmataku. Aku inginkan darahmu mengalir bersama darahku. Aku inginkan kamu terbaring di angkasa. Dan bila kita lihat malam ini tanpa bintang, itu karena mereka malu. Sayangku, kita adalah bagian dari langit. *** Sayangku, mari naik menuju angkasa. Di sana lukaku dan lukamu terlihat dari
Salam Sastra! Salam Budaya! Selamat datang di blog Teater Teksas. Di sini dimuat tulisan para anggota Teater Teksas serta kontributor lainnya. Selamat membaca~ | IG : teater.teksas | Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC9dKKsqDvVt7LU52EkHeZmw | TEATER TEKSAS BERTERIAK!