Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Bertepuk Sebelah Tangan di Dalam Kamar

BERTEPUK SEBELAH TANGAN DI DALAM KAMAR Karya : Teater Teksas FRAGMEN 1 Sebuah Kota Dan Lahirnya Sepasang Kekasih  (JEJAK DAN JENNY BERHADAPAN. SALING MENATAP TAPI TIDAK SALING MELIHAT. BERPELUKAN LALU BERPALING. BERPELUKAN LAGI LALU BERPALING LAGI. SALING TERSENYUM) (LAMPU PADAM.) Jejak: Jenny, lihatlah! Ada kereta yang hendak berangkat. Kira-kira kau ingin ke mana? Jenny: Ke tempat idaman, di mana kehidupan jadi damai, tanpa urusan orang tua dan menyambung kehidupan adalah perkara yang mudah. Jejak: Di mana tempat itu? Jenny: (sambil tertawa) Dalam imajinasiku. Bisakah kita hidup dalam imajinasi? Jejak: Ah, imajinasi. Kau tahu apa yang aku imajinasikan? Jenny: Apa itu, sayang? Jejak: Rumah yang besar untuk dunia yang kecil, kita hidup di sana, tapi aku tidak mau egois seperti pemerintah yang cacat. Aku ingin semua gelandangan hidup di sana. Aku ingin kehidupan berhenti kejam. Aku ingin... (bercerita cukup panjang, Jenny memerhatikan) IMAJINASI ITU R

MARKAH ABRASI

MARKAH ABRASI Karya: Anggota Teater Teksas 2017 Di bawah tempat tidur, ia kedinginan dengan mata nyalang. Domba jantan hari ini belum menyelamatkannya, entah urusan cinta atau keluarga. Bibirnya dibungkam tangan tak terlihat meski suaranya sudah di ujung lidah yang terikat oleh perjanjian orang tuanya. Widuri benar-benar tak bersuara, tangisan malam ini lebih sunyi dari hujan kemarin sore. Matanya tak berhenti dijejali minuman keras seorang penjual buku. Terlebih malam ini, seluruh tubuhnya takut dan gemetar. Fragmen 1 Adegan 1 Widuri duduk meringkuk di celah antar kursi ruang keluarga. Kedua tangannya mencengkeram tepi lembar koran. Bola matanya bergerak lincah mencari sesuatu, dan kemudian terhenti pada satu titik. Lalu gerak bola matanya melambat sambil perlahan kedua ujung bibirnya tertarik ke atas. Matanya berbinar penuh harap. Bintang itu bilang, orang yang kau perhatikan juga memerhatikanmu diam-diam. Ia lalu mengambil bolpoin di sebelahnya, menuliskan sesuatu di

Naskah Sebagai Teks Kolektif Pementasan

Berbicara mengenai pementasan, sudah tentu akan beriringan terhadap naskah yang akan dibawakan. Setidak-tidaknya, kita mesti mengerti kedudukan naskah, yang selain sebagai sebuah karya sastra, juga sebagai teks kolektif pementasan. Mengapa dikatakan kolektif? Karena secara ideal menurut saya, naskah dalam sebuah pementasan berangkat dari keresahan para pementasnya dalam suatu proses kolektif. Apabila teks itu hanya menjadi kegelisahan segelintir orang, tak bisa dipungkiri terjadinya miskonsepsi atau kecacatan proses lainnya. Rasa gelisah itulah yang menjadi motivasi paling penting para pementas untuk menyampaikannya kepada orang lain (penonton). Apabila kegelisahan itu sudah ada, pementas akan berada dalam tahap kesadaran terhadap isu yang ingin disampaikan. Karena rasa gelisah itulah yang barangkali dapat menjadi dasar atau landasan untuk selalu mengeksplorasi segala sesuatu yang berkaitan dengan isu yang akan disampaikan. Bila rasa gelisah tak ada, apalah artinya pementasan? To