Langsung ke konten utama

Anjani Istri Tentara

Anjani  istri Tentara

Karya : Gita Everdeen



Konon katanya, di sebuah desa yang terletak di pelosok kota, terkenal akan gadis-gadisnya yang cantik dan lugu. Banyak diantara mereka yang diminati. Namun yang paling tersohor dan menjadi bunga desa disana adalah gadis ayu bernama Raden Ayu Anjani. Selain cantik, dia pun pintar dan cerdas. Dia putri salah satu bangsawan di desa tersebut. Tak sedikit laki-laki yang ingin menikahinya. Baik putra-putra bangsawan ataupun rakyat biasa. Namun untuk rakyat biasa, keinginan mereka harus lenyap karena gelar tersebut. Saat itu aturan yang berisi larangan seorang bangsawan bergaul atau menikah dengan rakyat biasa masih sangat ketat.

Ayah : “banyak putra bangsawan ingin menikahimu di luar”
Anjani : “aku tidak menginginkan satu pun  dari mereka untuk menjadi suamiku”
Ayah :”mengapa? Apa kau sudah punya pilihan sendiri?”
Anjani : “belum, masih ku cari”
Ayah :” jangan sampai kau hancurkan reputasi keluarga ini karena pilihan yang salah”
Anjani : “ Insha Allah tidak.”

Suatu hari, diselenggarakan sebuah tradisi tahunan di desa tersebut. Sedekah bumi. Dimana diadakan sebuah syukuran dengan berkumpul, doa, dan makan bersama dengan bermacam-macam hidangan yang dimasak oleh beberapa orang secara bersamaan. Sedekah bumi tersebut diadakan oleh masyarakat dengan tujuan meminta berkat keselamatan dari Yang maha Kuasa akan bumi yang mereka tinggali. Saat itu ramai sekali orang. Sarwono, seorang polisi yang sbenarnya bertugas di kota pun rela mengambil cuti untuk mengikuti tradisi ini. Anjani keluar bersama dengan inangnya.

Anjani : “siapa laki-laki itu? Aku tak pernah melihatnya”
Inang :”kalau tidak salah dia sarwono,  seorang tentara”
Anjani :”dia lumayan juga”
Inang:”tapi nona, pasti banyak wanita cantik di sekelilingnya”
Anjani:”aku tidak kalah cantik dengan gadis-gadis kota kan. Aku juga putri bangsawan di desa ini. Bodoh jika dia tidak menyukaiku. Inang, aku jatuh cinta padanya”
Inang:” tapi nona.....”
Anjani berusaha mendekati Sarwono, mencuri-curi pandang, dan mengawalinya dengan perkenalan biasa.
Anjani :’’aku belum pernah melihat mas sebelumnya”
Sarwono :”aku memang jarang pulang karena tugas. Sekarang aku diberi waktu cuti”
Anjani: “aku anjani”
Sarwono: ‘’sarwono”
Obrolan demi obrolan pun berlangsung diantara mereka. Hingga setiap malam Anjani selalu melamunkan Sarwono. Dia merasa tergila-gila dengan Sarwono. Hingga ayahnya tersadar dengan keanehan putrinya itu.
Ayah :”mengapa kau sering melamun?”
Anjani :”aku ingin menikah ayah”
Ayah :”menikah? Apa kau sudah menemukan putra bangsawan yang setara dengan keluarga kita?”
Anjani :”aku menyukai seorang tentara”
Ayah :”apa katamu? Tentara?”
Anjani:”iya ayah, mas Sarwono”
Ayah :”tidak, ayah tidak setuju jika kau menikah dengan seorang tentara”
Anjani :”mengapa ayah?”
Ayah :”karena nantinya kamu akan ditinggal olehnya untuk bertugas. Dan ketika dia jauh darimu di bisa saja bersama wanita lain untuk menghiburnya’’
Anjani:”halah, itu hanya perasaan ayah saja. Aku menikah dengannya atau aku tidak menikah sama sekali sampai aku mati”
Mendengar ancaman putrinya, akhirnya ayah pun dengan terpaksa menyetujui keinginannya. Dan menikahkannya dengan Sarwono.
Anjani:”aku bahagia bisa menikah denganmu”
Sarwono:”aku juga”

Sayangnya, pernikahan mereka hambar karena Anjani tidak dikaruniai anak. Sarwono pun memutuskan untuk meninggalkannya. Ayahnya yang melihat putrinya diperlakukan seperti itu terkena stroke dan meninggal. Anjani pun hidup sebatang kara.



 -selesai-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU BURUNG-BURUNG MANYAR KARYA YB. MANGUNWIJAYA

RESENSI BUKU: BURUNG-BURUNG MANYAR Karya YB. Mangunwijaya Oleh: Dara Nuzzul Ramadhan* Judul Buku        : Burung-Burung Manyar Pengarang         : Y.B Mangunwijaya Penerbit            : Djambatan Tahun                : 2007 ISBN                : 978-979-428-528-2 Jumlah Halaman : 319 Halaman Roman Burung-Burung Manyar adalah roman yang bisa kita bilang menceritakan pengalaman batin seorang laki-laki keturunan ningrat, asli Indonesia, yang berpihak kepada Belanda dibanding berpihak kepada Indonesia, tanah airnya sendiri. Membacanya menambah sudut pandang kita terhadap peristiwa yang terjadi pada masa prakemerdekaan dan pascakemerdekaan. Pasalnya, Selama ini yang kita ketahui adalah sejarah-sejarah dari sudut pandang bangsa Indonesia yang pro terhadap republik ini sendiri. S...

PRESS RELEASE PENTAS PRODUKSI TEATER TEKSAS KE-XXVI "SEBUAH HIDANGAN DAN EFEK KUPU-KUPU"

11 November, 2024 RESONASI KERESAHAN; PENTAS PRODUKSI TEATER TEKSAS KE-XXVI "SEBUAH HIDANGAN DAN EFEK KUPU-KUPU" Teater Teksas merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jenderal Soedirman yang bergerak di bidang kesenian, khususnya seni pertunjukan. Untuk merealisasikannya Teater Teksas melaksanakan Pentas Produksi sebagai salah satu media berekspresi mengenai isu sosial yang relevan. Pada tanggal 25 dan 31 Agustus 2024 Teater Teksas telah sukses menyelenggarakan Pentas Produksinya yang ke-26 dan dilaksanakan di Kota Cirebon serta Purwokerto, tepatnya di Gedung Kesenian Rara Santang (Cirebon) dan Aula Gedung Bambang Lelono, FIB UNSOED (Purwokerto). Pementasan ini disutradarai oleh Iqbal Eksa Febrian dengan dibantu oleh Fahazarul Hafiliani Ilmida sebagai asisten sutradara serta tim panggung lainnya yaitu, tata panggung oleh Abrar Rabbani Tholib, Wulida Musarop, Shofana Zainul Arifin, Akmal Nur Iskandar, dan Muhammad Fat...

PRESS RELEASE STUDI PENTAS TEATER TEKSAS 2023 “KETAKUTAN PADA TEMPAT BERHENTI”

  PRESS RELEASE STUDI PENTAS TEATER TEKSAS 2023 “KETAKUTAN PADA TEMPAT BERHENTI”               Teater Teksas merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jenderal Soedirman. Pada hari Jumat, 8 September 2023 Teater Teksas telah menyelesaikan studi pentasnya di Aula Bambang Lelono Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman. Pementasan ini disutradarai oleh Abrar Rabbani Thalib dan Asisten Sutradara atau Astrada oleh Sita Fatimah Nailah. Kemudian untuk aktor diperankan oleh Lutfi Anjani sebagai Raya, Zeuska Azis Alfarizi sebagai Bayang, Nur Rohman Wakhid sebagai Bapak, Fahazarul Hafiliani Ilmida sebagai Ibu, dan Salwa Aprillia Adyaleca sebagai Adik. Tim panggung dalam studi pentas kali ini terdiri dari tim musik dimainkan oleh Iqbal Eksa Febrian dan Muhammad Zhillan, tim mekos (make up dan kostum) oleh Nurul Lutfiyah, Bulan Septiani, dan Sabina Nurul Choirunnisa, tim setting ole...